Penyangkal dan Pendebat

Oleh: Wayan Mustika

“Maafkan saya selalu mendebat kata-kata anda.” Pintanya dengan ragu-ragu.

“Oh, tidak apa-apa nak. Menjadi pendebat itu berbeda dengan menjadi penyangkal.”

Wajahnya tersentak, meminta penjelasan.

“Orang yang pendebat itu adalah orang yang haus dengan kebenaran. Ia selalu mampu mengosongkan gelas pikirannya. Sedangkan orang yang penyangkal, ia kenyang dengan pembenaran. Gelasnya selalu penuh dan tertutup.”

“Para pendebat akan tekun menggali kebenaran dengan kemampuan analisanya. Itu sebabnya pertanyaan mereka bersifat kritis.”

“Sedangkan para penyangkal akan tekun bertahan dengan pendapatnya, karena ia telah menyimpulkan pembenarannya sebagai sebuah kebenaran.”

“Para pendebat akan tekun mendengarkan pendapat dan penjelasan untuk mengisi kekosongan pembuktian atas analisanya. Sebab ia tidak ingin menerima begitu saja sebuah pembenaran sebagai kebenaran.”

“Sedangkan para penyangkal hanya akan mendengarkan apa yang ingin didengarkannya. Maka ia hanya akan menerima pendapat dan penjelasan yang menguatkan pembenarannya.”

“Karena itu, pastikan lebih dulu apakah yang kau hadapi itu seorang pendebat atau penyangkal. Jika ia pendebat, maka perdebatan itu akan membawa kalian pada pengetahuan baru. Jika ia hanya seorang penyangkal, maka perbincangan kalian hanya akan sia-sia.”

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *