Software Manusiawi

Ada kebutuhan membuat software yang tetap mengijinkan menginput data yang salah, namun pada proses selanjutnya akan dilakukan validasi sehingga tidak bisa diproses jika memang tidak valid. Penting untuk diinput karena ada kebutuhan statistik untuk mengetahui berapa input yang tidak valid. Sebagai contoh pengajuan klaim meninggal dunia atas peserta yang sudah pernah mengajukan klaim meninggal dunia sebelumnya. Maka akan dapat dibuat statistik berapa peserta yang mencoba-coba nakal mengajukan klaim tidak valid. Jika sejak awal tidak bisa diinput, maka tidak akan bisa dibuat statistik seperti ini. Software sudah dibuat semanusiawi mungkin.

Maka dalam kehidupan nyata kita juga tidak perlu terlalu kaku terhadap input informasi yang masuk melalui panca indera. Manusia memiliki kelebihan berupa idep atau wiweka yang dapat menganalisa dan memutuskan informasi mana yang perlu diproses dan informasi mana yang cukup dijadikan sebagai data statistik.

Jadi tidak perlu unfollow atau unfriend terhadap teman yang suka membuat status yang tidak perlu diproses. Cukup dijadikan sebagai data statistik, dari sekian banyak teman kita di FB, berapa orang yang suka posting hal-hal yang tidak perlu diproses.

Tetapi hal ini hanya berlaku untuk software pada level yang sudah advance, dimana untuk mengubah seperti ini diperlukan Change Request dengan mandays yang cukup banyak, entah itu development maupun testing secara intensif dan terintegrasi melibatkan berbagai modul.

Jika diri kita masih belum didevelop dan ditesting untuk bisa robust seperti itu, tidak ada salahnya memproteksi diri terhadap hal-hal negatif. Apalagi kalau software kita hanya sekelas program Hello World.

 

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *